Topic of discussion


Gambar 5. Perkembangan PMI Manufacture dan Indeks Kepercayaan Konsumen

Setelah menembus level 50 pada November, PMI manufacturing Indonesia mencatatkan kembali level ekspansi yang makin meyakinkan di level 51,3 pada Desember. Angka tersebut menunjukan perbaikan lebih lanjut pada kondisi sektor manufatur Indonesia di akhir tahun 2020. Kondisi tersebut didorong oleh peningkatan signifikan pada pesanan baru yang naik selama dua bulan terakhir. Kenaikan pesanan itu membuat sejumlah perusahaan kesulitan dalam mencari bahan baku dimana salah satu penyebabnya adalah pembatasan aktifitas akibat Covid – 19. Dengan konsistensi level PMI Manufacturing di atas 50, maka diharapkan keadaan ekonomi akan terus membaik dan berlanjut ke 2021.

Salah satu indikator perekonomian yang terus pulih adalah menguatnya IKK (Indeks Keyakinan Konsumen) ke level 96,5 pada Desember dari 92,0 pada November. Selain IKK, kenaikan juga terjadi pada IKE (Indeks Kondisi Ekonomi) dan IEK (Indeks Ekspektasi Konsumen) dari 60,1 dan 123,9 masing – masing pada November menjadi 68,6 dan 124,3 masing – masing pada Desember. Kenaikan IKK hampir terjadi pada semua kelompok pengeluaran dan umur kecuali satu kelompok umur (>60 tahun). Kenaikan tersebut disebabkan oleh perkembangan program pemerintah dalam penanganan pandemi berupa bantuan dana social yang dikucurkan dan vaksinasi yang segera dimulai pada awal tahun 2021.

Baca selanjutnya:
Penjualan kendaraan 4W dan 2W menunjukkan peningkatan


DISCLAIMER

Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.