Topic of discussion
- Overview
- Inflasi konsisten naik, meski masih jauh di bawah target
- Neraca perdagangan kembali surplus berkat pemulihan perekonomian global
- Likuiditas menjadi kunci kenaikan nilai aset finansial seperti saham dan obligasi saat ini
- Rupiah menguat di akhir tahun berkat neraca dagang surplus dan DXY yang terus menurun
- PMI Manufacturing Indonesia kokoh di atas level ekspansi dan IKK semakin membaik
- Penjualan kendaraan 4W dan 2W menunjukkan peningkatan

Kestabilan nilai tukar Rupiah terhadap USD terbukti selama bulan Desember. Kestabilan tersebut berkat faktor domestik dan luar negeri. Faktor domestic yang mempengaruhi adalah konsistensi surplus pada neraca dagang Indonesia seperti yang dibahas di atas. Faktor luar negeri adalah terus melemah DXY yang berkisar antara 89 – 91 selama Desember disebabkan oleh stimulus fiskal dan moneter yang besar di Amerika Serikat. Rata – rata nilai tukar Rupiah pada bulan Desember adalah Rp 14.125/USD menguat 0,5% dibanding bulan sebelumnya di Rp 14.200/USD. Namun bila dibandingkan antara nilai tukar Rupiah awal tahun di Rp 13.866/USD maka terjadi pelemahan sebesar 1,3% menjadi Rp 14.050/USD di akhir tahun.
Suku bunga acuan BI 7D RRR masih tetap sama di level 3,75% pada Desember setelah terjadi pemotong kembali satu kali di November. Secara total, Bank Indonesia sudah menurunkan 1,25% suku bunga acuan selama 2020. Penurunan suku bunga acuan di bulan November mambawa dampak bagi suku bunga deposito dan kredit modal kerja dari 4,93% dan 9,38% masing – masing pada Oktober menjadi 4,74% dan 9,32% masing – masing pada November 2020.
Cadangan devisa pada Desember mencatatkan kenaikan menjadi USD 135,9 miliar dari USD 133,6 miliar pada November. Kenaikan posisi cadangan devisa pada Desember lebih dipengaruhi oleh penarikan pinjaman luar negeri pemerintah dan penerimaan pajak. Dengan angka tersebut, Bank Indonesia cukup kuat menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Nilai tersebut setara dengan pembiayaan 10,2 bulan impor.
Baca selanjutnya:
PMI Manufacturing Indonesia kokoh di atas level ekspansi dan IKK semakin membaik
DISCLAIMER
Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.