Consecutive cases (Global Equity Market)

Ekonomi AS menyusut dalam dua kuartal secara berturut-turut. Data yang telah dipublikasikan menunjukkan pertumbuhan PDB US turun 0,9% yoy atau -0,2% qoq di 2Q22. Kondisi ini mengikuti data pertumbuhan PDB 1Q22 yang menunjukkan ekonomi AS menyusut 1,6% di 1Q22. Kontraksi ekonomi dalam dua kuartal secara berturut – turut sebenarnya telah memenuhi definisi resesi. Namun, Janet Yellen, Menteri Keuangan AS, mempertahankan pandangannya bahwa ekonomi AS tidak sedang mengalami resesi. Sebagian besar ekonom dan masyarakat di AS memiliki definisi resesi ekonomi dimana masyarakat mengalami kehilangan pekerjaan yang substansial dan PHK massal terjadi, bisnis terpaksa tutup, aktivitas swasta melambat, dan anggaran pada banyak keluarga berada di bawah tekanan besar. Untungnya semua indikasi itu belum terjadi. Di sisi lain, The Fed telah menaikkan lagi 75 bps untuk bulan kedua secara berturut-turut untuk mengatasi masalah inflasi. Jerome Powell, gubenur the Fed, juga menyatakan dia meyakini AS tidak berada dalam keadaan resesi di mana dia menunjukkan kekuatan dalam ekonomi AS, termasuk pada pasar tenaga kerja. Meskipun demikian, dia mengatakan pertumbuhan ekonomi perlu melambat dan pasar tenaga kerja harus lebih longgar agar inflasi dapat teratasi. Di sisi lain, kami juga melihat Bank Sentral Eropa mulai menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps dan akan terus berlanjut hingga inflasi di Eropa kembali normal.

Dengan kondisi saat ini, Federal Fund Rate kemungkinan besar tidak akan mengalami kenaikan 75 bps seperti dua bulan terakhir (Juni dan Juli) pada pertemuan FOMC di bulan September mendatang. Selain itu, harga minyak mulai turun karena proyeksi ekonomi global yang melemah ke depan. Bersamaan dengan minyak, harga komoditas lain juga ikut menurun. Inflasi kemungkinan tetap tinggi untuk beberapa waktu tetapi pasar percaya bahwa inflasi AS dapat turun setidaknya pada akhir tahun.

Oleh karena itu, indeks saham global mulai membaik sejak pertengahan Juli. Kami pikir saat ini dapat dijadikan titik awal dari pemulihan di pasar saham. Portofolio kami di RD Mandiri Global Sharia Equity Dollar (RD MGSED) menunjukan adanya pemulihan dan stabilitas kinerja. Kami tidak melihat adanya koreksi mendalam lebih lanjut di NAB dan kami berharap bahwa portofolio RD MGSED yang lebih terdiversifikasi saat ini di berbagai sektor dan negara dapat memberikan pemulihan kinerja yang lebih cepat.

Relieved rally (Domestic Equity Market)

Kinerja dari pasar ekuitas domestik cukup melegakan pada Juli 2022. Dalam dua minggu pertama Juli 2022, koreksi masih mewarnai sebagian besar hari perdagangan karena pasar global telah memperhitungkan risiko resesi yang dapat terjadi di berbagai negara. Oleh karena itu, kepemilikan saham di IHSG dikurangi oleh investor asing setelah bertahan beberapa waktu. Kemudian, di paruh akhir bulan, IHSG mengalami rebound yang kuat bersama dengan indeks global utama lainnya. Hal ini terjadi karena pandangan kebijakan moneter AS akan sejalan dengan ekspektasi pasar global. The Fed menaikkan Federal Fund Rate sebesar 75 bps pada Juli 2022 dan ini adalah bulan kedua berturut-turut. Oleh karena itu, pasar melihat The Fed telah mengambil langkahlangkah yang tepat dan memadai untuk menurunkan inflasi. Kedepannya, The Fed kemungkinan besar masih akan menaikkan suku bunga acuan, tetapi diperkirakan akan lebih rendah (kemungkinan 50 bps pada September, 25 bps pada November dan Desember 2022). Dengan demikian, investor tidak perlu menggunakan tingkat diskonto yang lebih tinggi untuk menghitung harga saham. Pasar global kemudian mengambil kesempatan untuk memburu saham-saham yang sebelumnya terkoreksi.

Dari pantauan domestik, kondisi makro ekonomi Juli 2022 berada dalam kondisi yang baik dimana inflasi inti sebagai proksi daya beli masyarakat meningkat dan PMI Manufaktur bertumbuh. Bank Indonesia masih tetap dengan kebijakan moneter yang akomodatif dengan mempertahankan suku bunga acuan 3,5% pada Juli 2022. Kami juga melihat nilai tukar Rupiah relatif stabil meskipun adanya peningkatan suku bunga acuan di AS.

Selain itu, banyak fund manager memiliki posisi kas yang cukup tinggi karena kekhawatiran global. Oleh karena itu, bila kondisinya dianggap sesuai para fund manager akan kembali menambah kepemilikan saham. Kami melihat kinerja 2Q22 dari beberapa perusahaan domestik cukup baik atau minimal sesuai dengan ekspektasi konsensus. Dengan demikian, kami masih berpikir pasar saham masih dapat tumbuh lebih jauh dan bila terjadi koreksi dapat digunakan sebagai kesempatan untuk membeli Reksa Dana saham.

Rekomendasi Produk

Produk
MGSED

Reksa Dana MGSED berinvestasi pada Efek Ekuitas Syariah Luar Negeri di dalam Daftar Efek Syariah.
Dengan segmen Jangka Panjang, dan dikategorikan berisiko tinggi. Investor memiliki risiko atas portofolio saham tersebut.

MITRA

Reksa Dana MITRA berinvestasi pada saham domestik mayoritas saham Big Cap.
Dengan segmen Jangka Panjang, dan dikategorikan berisiko tinggi. Investor memiliki risiko atas portofolio saham tersebut.

MICB

Reksa Dana Mandiri Investa Cerdas Bangsa berinvestasi mayoritas pada saham yang termasuk dalam indeks LQ45.
Dengan segmen Jangka Panjang, dan dikategorikan berisiko tinggi. Investor memiliki risiko atas portofolio saham tersebut.

MANFIGA

Reksa Dana Indeks MANFIGA berinvestasi mayoritas pada saham yang terdapat di dalam Indeks FTSE Indonesia ESG.
Dengan segmen Jangka Panjang, dan dikategorikan berisiko tinggi. Investor memiliki risiko atas portofolio saham tersebut.


Info Lebih Lanjut

Hubungi Mandiri Investasi - (021) 526 3505
Whatsapp Mandiri Investasi - 0816 86 0003
Email Mandiri Investasi - [email protected]
Mandiri Investasi - www.mandiri-investasi.co.id
Moinves - www.moinves.co.id


DISCLAIMER

Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.