Indonesia melewati semester pertama tahun 2022 dengan cukup baik. Bila dibandingkan kondisi negara maju dan negara berkembang secara global, Indonesia ternyata dapat memberikan kestabilan bagi pasar dunia. Khusus untuk bulan Juli 2022 secara umum cukup stabil, meskipun pengaruh tekanan ekonomi global mulai terasa pada ekonomi domestik. Indonesia secara fiskal dan moneter masih memiliki bantalan yang cukup untuk menghadapi tantangan tersebut. Sementara sektor swasta mulai ikut membawa tenaga baru pada pemulihan ekonomi domestik. Berkali – kali indeks saham dan yield obligasi Indonesia mengalami terkanan karena efek pasar global, namun tetap berhasil menguat kembali. Maka dari itu, Investor memiliki dasar untuk bersikap optimistis terhadap kondisi Indonesia saat ini.

Overview

Jika sebelumnya warna perekonomian global masih ada yg berbeda, maka pada bulan Juni rata – rata data global sudah pada gerakan yang sama. Inflasi global terus mengalami kenaikan diikuti oleh data PMI manufacturing terus menurun. Inflasi US pada bulan Mei cukup memberikan kejutan pada pasar dan menekan the Fed menaikan suku bunga sebanyak 75 bps. Pasar global melihat inflasi US masih akan bertahan tinggi untuk beberapa waktu, setidaknya sampai pada kuartal ketiga. Keadaan ini karena harga energi yang masih tinggi dan arus pasokan barang yang masih menghadapi tatangan. Atas dasar itu juga, terjadi penurunan pada PMI manufacturing yang cukup besar pada bulan Juni, terutama di US. The Fed kemungkinan besar masih akan melanjutkan kenaikan suku bunga acuan di bulan Juli 2022. Perhatian utama the Fed tertuju pada kuatnya data tenaga kerja US saat ini sehingga memicu permintaan yang tinggi. Namun kenaikan suku bunga yang tinggi sepertinya akan membuat kondisi resesi menjadi terbuka. Jika sampai terjadi resesi di US menurut kami tidak akan seburuk yang pernah terjadi sebelumnya seperti 2008 dan 1998, karena sejauh ini belum ada masalah struktural yang dapat berpotensi menimbulkan permasalahan besar.

Pada ekonomi domestik, perhatian banyak tertuju pada inflasi yang sudah mulai naik banyak melewati 4%. Bank Indonesia masih mempertahankan kebijakan yang akomodatif sehingga pemulihan ekonomi dapat terjaga. Selain itu, jika membandingkan kebijakan dengan bank sentral US yang menaikan suku bunga secara agresif, maka tidak mengherankan bila aliran dana global kembali ke US yang menawarkan bunga yang lebih atraktif sehingga terjadi penguatan US dollar terhadap mata uang lainnya. Begitu pula dengan nilai tukar Rupiah yang ikut terdepresiasi sampai menyentuh kisaran Rp15.000/USD (~ -4%). Bila dibandingkan dengan nilai tukar mata uang negara lain terhadap US Dollar, Rupiah tergolong stabil karena hanya bergeser dibawah 10%. Sedangkan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang lain selain US Dollar, justru cenderung menguat. Bank Indonesia masih memiliki ruang yang lebar dalam mempertahankan kestabilan nilai tukar, termasuk opsi menaikan suku bunga acuan 7D RRR. Sedangkan untuk mengatasi inflasi dalam negeri, porsi lebih besar terletak pada kebijakan pemerintah terutama dalam mengatur harga energi. Jika harga energi dan komoditas bertahan pada level atas, maka pemerintah dapat memberikan subsidi agar gejolak harga pada kelompok harga yang diatur (administered price) dapat terjaga. Sementara untuk kelompok harga barang bergejolak (volatile food) memang terjadi kenaikan signifikan, namun hal tersebut banyak karena besifat musiman. Jika mengeluarkan faktor energi dan makanan, inflasi inti masih relatif stabil. Secara umum, acaman inflasi di dalam negeri masih dapat teratasi dan jauh lebih baik dibandingkan negara di regional maupun global.

Bulan Juni 2022 merupakan bulan yang penuh tantangan bagi kelas aset pendapatan tetap, sekaligus memberikan kesempatan bagi investor untuk kembali masuk ke pasar obligasi. Yield dari INDOGB telah mengalami koreksi sekaligus penguatan di bulan Mei dan Juni akibat gejolak inflasi dan penyesuaian kebijakan moneter yang ketat di US. Namun demikian, kami mengamati yield spread antara US Treasury bond dan INDOGB dapat bertahan cukup baik di 400 – 420 bps dimana kita telah melihat ketahanan dan kestabilan dari yield INDOGB dalam menghadapi kejadian yang mengejutkan.

Jika dilihat pada masa lampau, yield spread sendiri pernah berada lebih rendah dimana perekonomian Indonesia sedang berada pada posisi kuat pada saat itu. Sementara saat ini grafik breakeven US 2 tahun dan 10 tahun pada posisi tren kebawah yang artinya ekspektasi inflasi akan melandai dan yield dari US Treasury juga akan ikut melandai. Dengan spread yang ada saat ini, kita bisa mulai berharap yield dari INDOGB bisa bertahan dan cenderung menguat.

Perubahan kebijakan moneter yang semakin ketat mengakibatkan koreksi bagi saham dunia termasuk saham di Indonesia. Selain itu, kenaikan suku bunga yang tinggi menimbulkan kekhawatiran lain yaitu kemungkinan resesi ekonomi AS. Munculnya wacana terjadi resesi membuat harga – harga komoditas menurun. Menurut kami keadaan tersebut dapat membawa keuntungan bagi banyak perusahaan domestik terutama perusahaan konsumen karena banyak perusahaan baru-baru ini menyesuaikan harga jual karena biaya input yang tinggi. Jika margin keuntungan bisa diperbesar, kita bisa melihat valuasi dari banyak perusahaan menjadi menarik. Perbaikan margin keuntungan kemungkinan besar dapat terlihat pada semester kedua tahun 2022.

Topic of discussion

  • Inflasi menguat tajam, tetapi inflasi bertahan.
  • PMI Manufacturing masih ekspansi dan IKK solid.
  • Surprise pada pencapaian neraca dagang bulan Juni 2022.
  • Kebijakan moneter masih bertahan, ekonomi domestik stabil.
  • Pasokan semikonduktor menjadi resiko ketersediaan inventori.
  • Kesimpulan dan Rekomendasi.

Rekomendasi Produk

Saham

Pendapatan Tetap

Produk 6M Performance YTD Performance
Saham
MGSED -18,8% -28,3%
MITRA +1,8% +3,0%
Pendapatan Tetap
MIDU +0,13% +0,02%

*Data diatas adalah data per tanggal 3 Agustus 2022

Untuk membaca hal-hal yang terjadi di bulan Juni 2022 yang mempengaruhi ekonomi secara makro selengkapnya disini:

Baca Selengkapnya

Info Lebih Lanjut

Hubungi Mandiri Investasi - (021) 526 3505
Whatsapp Mandiri Investasi - 0816 86 0003
Email Mandiri Investasi - cs@mandiri-investasi.co.id
Mandiri Investasi - www.mandiri-investasi.co.id
Moinves - www.moinves.co.id


DISCLAIMER

Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.