Data bulan Maret 2021 membuktikan perekonomian Indonesia benar benar terlihat lebih baik. Hal tersebut berkat vaksinasi yang berjalan sesuai harapan dan terorganisir dengan cukup baik oleh pemerintah. Meskipun baru awal, namun kepercayaan masyarakat mulai timbul dengan meningkatnya konsumsi terhadap kebutuhan yang selama ini tidak dilakukan. Maka kegiatan industri nasional terus tumbuh yang terlihat dari data PMI Manufacturing dan impor yang terus menguat. Disamping perekonomian dalam negeri yang membaik, perekonomian dunia juga bertumbuh. Hal tersebut membuat ekspor Indonesia tumbuh lebih tinggi dari perkiraan. Kami percaya bahwa ini adalah tanda – tanda percikan yang akan menyalakan api ekonomi Indonesia.
Overview
Pemerintah terus fokus pada vaksinasi covid – 19 di seluruh wilayah Indonesia secara serentak. Pada babak awal vaksin hanya diberikan kepada tenaga medis dan masyarakat lanjut usia, kemudian kepada pegawai sipil dan masyarakat. Antusiasme penduduk menyambut vaksin membuat Indonesia berada pada level di atas rata – rata penduduk di Asia yang sudah menerima vaksin menurut Ourworldindata. Menurut data tersebut, penduduk Indonesia yang sudah menerima setidaknya satu dosis vaksin sudah mecapai 3,06% sedangkan World 4,49% dan Asia 2,61% per akhir Maret. Saat ini sudah mencapai 3,95% di Indonesia sedangkan World 6,34% dan Asia 3,46% pada pertengahan April. Menurut kami proses vaksinasi akan berjalan cepat karena keharusan vaksinasi banyak diterapkan oleh institusi besar dan pemerintah.
Disamping vaksinasi, pemerintah melakukan pelarangan terhadap mudik yang kami kira merupakan tanda keseriusan pemerintah dalam berusaha secepatnya agar tidak menimbulkan masalah baru di kemudian hari seperti penyebaran virus varian baru ataupun klaster baru di masyarakat. Indonesia berhasil menurunkan angka positif harian beberapa kali namun bila angka tersebut kembali naik maka akan kembali memberatkan pemulihan ekonomi yang sudah mulai terlihat.
Bulan Maret 2021, kongres US akhirnya mengesahkan paket stimulus ekonomi sebesar USD 1,9 triliun untuk menghadapi permasalahan ekonomi akibat pandemi. Stimulus pertama dari pemerintahan Presiden Biden ini menjadikan stimulus ketiga dari pemerintah US dimana yang pertama sebesar USD 2,2 triliun di 1H20 dan USD 900 milyar di 2H20 . Berarti pemerintah US memberikan stimulus hampir di setiap semester dengan total dana USD 5 triliun atau sekitar 23% dari total GDP US sebesar USD 21,4 triliun. Kami melihat dana tersebut akan membawa imbas positif kepada perekonomian negara lain termasuk Indonesia. Kami juga yakin, negara maju lainnya akan mengikuti langkah tersebut dalam skala yang lebih kecil namun efektif untuk keluar dari krisis ekonomi yang melanda saat ini.
Data positif banyak datang dari dalam negeri. Data PMI Manufacturing di bulan Maret naik ke level 53,2 dimana angka tersebut jarang tercapai dan merupakan kenaikan paling tajam pada output dan pesanan baru selama survei satu dekade. Pencapaian tersebut juga diikuti oleh Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang melompat cukup tinggi ke level 93,4 pada Maret dimana vaksinasi yang berjalan cukup baik menjadi pemicu kenaikan tersebut. Data tersebut didukung oleh nilai impor yang naik cukup tinggi ke 25,73% yoy yang sebagian besar dari kenaikan tersebut dipicu oleh impor barang modal berupa baja dan mesin. Nilai ekspor naik lebih tinggi lagi mencapai 30,47% sehingga membuat neraca perdagangan pada Maret masih surplus sebesar USD 1,57 milyar.
Selain dari angka makro ekonomi yang terus membaik, data penjualan properti, kendaraan dan semen terus meningkat. Perbaikan penjualan tentu berkat pemerintah yang memberikan dukungan kepada berbagai segmen pasar agar mulai bertumbuh. Pembebasan PPnBM ke penjualan mobil dan pembebasan PPN ke sektor properti meningkatan penjualan secara signifikan pada bulan Maret. Kami yakin pemerintah masih akan memberikan insentif ke sektor lain seperti sektor edukasi, logistik, pariwisata, dan lain – lain.
IHSG pada bulan Maret mengalami koreksi sebesar 4,1% mom karena investor global lebih memilih untuk masuk ke saham – saham di US karena diyakini bahwa ekonomi negara tersebut akan pulih lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya. Koreksi tidak hanya terjadi di Indonesia, namun juga terjadi di negara EM dan SEA lainnya.
Selain itu, laporan keuangan 4Q20 dari emiten – emiten IHSG tidak seperti yang diperkirakan karena PATMI (Profit After Tax and Minority Interest atau laba setelah pajak dan pemilik minoritas) dari perusahaan tersebut sebanyak 57% yang dibawah ekpektasi konsensus, 31% yang di atas ekpektasi konsensus dan 11% yang sama sesuai harapan konsensus. Maka dari itu, koreksi yang terjadi pada Maret akan sepertinya membawa IHSG kembali pada titik awal tahun 2021.
Yield 10 tahun INDOGB pada bulan Maret masih naik namun tidak sebanyak bulan sebelumnya. Pertemuan the Fed pada Maret tidak mengubah kebijakan moneter dengan tetap mempertahankan policy rate di level 0,25% dan pembelian aset USD 120 milyar/bulan. Selain itu, the Fed mengharapkan akan mempertahankan policy rate saat ini sampai akhir 2023. Dari sisi domestik, dikarenakan oleh volatilitas market yang tinggi, pemerintah Indonesia melakukan penyesuaian terhadap strategi pembiayaan dengan memperkecil target pelelangan domestik, menambah penerbitan obligasi global di 1H21 karena yield yang dinilai masih cukup rendah, optimalisasi 2020 budget yang masih tersisa dan mengandalkan Bank Indonesia sebagai pembeli siaga. Bank Indonesia dan perbankan menjadi pembeli utama dari penjualan yang dilakukan oleh investor asing di bulan Maret.Pada tahun sebelumnya, investor domestik dan global secara bersamaan mulai positif terhadap INDOGB di kuartal kedua mulai dari bulan April setelah penurunan besar di kuartal pertama 2020. Kami berpikir pengalaman tersebut dapat berulang pada tahun ini dimana bulan April menjadi awal dari kuartal kedua bagi investor untuk menambah kepemilikan di INDOGB.
Topic of discussion
- Inflasi stabil di level 1,37% yoy
- Ekspor dan impor serentak naik besar, neraca dagang masih tetap mencatatkan surplus
- Suku bunga acuan bertahan pada Maret 2021
- PMI Manufacturing dan IKK mulai bertumbuh dengan baik
- Kesimpulan dan Rekomendasi
Untuk membaca hal-hal yang terjadi di bulan Maret 2021 yang mempengaruhi ekonomi secara makro selengkapnya disini:
Baca SelengkapnyaInfo lebih lanjut
Hubungi Mandiri Investasi - (021) 526 3505
Mandiri Investasi - www.mandiri-investasi.co.id
Moinves - www.moinves.co.id
DISCLAIMER
Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.