Aurora Central High School track and football/soccer field.
Photo by Andrew Coop / Unsplash

Kuartal kedua 2021 ekonomi Indonesia bergerak sesuai harapan yang terus membaik. Terutama bila melihat data bulan Mei 2021 terlihat angka – angka perekonomian sedang bagus – bagusnya. Hal itu dapat dipahami karena pada Mei tahun lalu, Indonesia sedang mengalami titik terendah ekonomi dimana hampir semua kegiatan masyarakat diusahakan untuk ditutup sementara. Berbeda halnya Mei tahun ini dimana aktifitas masyarakat sedang dipacu untuk dibuka. Apalagi dalam menyambut hari raya Idulfitri tahun ini, masyarakat antusias dalam berbelanja untuk kebutuhan perayaan. Selain itu, barang konsumsi yang bernilai tinggi seperti rumah, kendaraan roda empat dan dua dalam tren positif selama bulan Ramadan. Salah satu resiko yang ada saat ini adalah kenaikan kasus penderita covid setelah libur panjang bulan Mei. Kami melihat pencapaian ekonomi Indonesia belum sepenuhnya terefleksikan pada pergerakan harga saham dan obligasi.

Overview

Inflasi Amerika Serikat mencapai 5,0% yoy pada bulan Mei dari 4,2% yoy di bulan April. Kenaikan inflasi pada bulan Mei lebih tinggi daripada harapan consensus di 4,7% yoy. Selain inflasi, data bulan Mei yang terus membaik adalah tingkat pengangguran (unemployment rate) dan kenaikan rata – rata upah per jam (average hourly earning). Tingkat pengangguran turun di bawah 6% yaitu 5,8% yoy dibandingkan konsensus. Sementara itu kenaikan rata – rata upah per jam ke 2% yoy dan 0,5% mom juga lebih baik dari analisa konsensus di 1,6% yoy dan 0,2% mom. Namun data tingkat penyerapan tenaga kerja di luar pertanian (non – farm payroll) dan pesanan pabrik (factory order) masih belum memenuhi harapan pasar. Non – farm payroll bulan Mei hanya mau menyerap 559 ribu pekerja dari 650 ribu yang diharapkan. Angka tersebut menunjukan sudah dua bulan data non – farm payroll tidak sebagus yang diperkirakan sejak disahkannya stimulus ekonomi baru di bulan Maret. Sementara factory order justru masuk ke wilayah negatif di -0,6% mom, lebih buruk dari perkiraan pasar di -0,2% mom. Pengamat pasar melihat kenaikan sebagian data ekonomi di bulan Mei lebih disebabkan oleh angka tahun sebelumnya yang rendah (low base effect). Selain itu, kenaikan inflasi yang tinggi seperti yang diperikirakan oleh the Fed yaitu bersifat sementara.

Data domestik terlihat cukup meyakinkan terutama konsumsi masyarakat menjelang lebaran yang sesuai harapan. Kami pernah mendiskusikan di awal tahun bahwa ekonomi harus didorong dari kebijakan pemerintah yang memastikan bahwa jaminan kesehatan melalui vaksinasi dan protokol kesehatan yang disesuaikan dengan keadaan akan membuat masyarakat memulai aktifitas dan kebiasaan baru dengan lebih baik. Kemudian belanja negara dan insentif sektoral dapat membantu masyarakat untuk mulai mengkonsumsi lebih banyak yang tercermin pada naiknya penjualan di sejumlah sektor dan naiknya produksi pabrik. Kita dapat melihat dana PEN untuk perlindungan sosial yang disalurkan cukup cepat dimana sampai 11 Juni mencapai Rp64 triliun dari total pagu Rp148 triliun (43,2%). Instentif pajak pada kendaraan dan perumahan juga terlihat dari meningkatnya angka penjualan. Naiknya konsumsi masyarakat membuat data PMI manufacturing, Indeks Keyakinan Konsumen dan Retail Sales pada bulan Mei naik. Kami melihat kedepannya, ekonomi akan lebih didorong dari investasi yang mulai menunjukan tanda positif.

Pandemi memang masih menjadi perhatian utama pelaku usaha dan investor. Kekhawatiran akan melonjaknya angka kasus penderita covid setelah libur panjang serta berkurang pasokan vaksin dari luar negeri membuat banyak pihak untuk wait and see. Pemerintah memperpendek libur bersama dan melarang masyarakat untuk tidak pergi keluar kota selama libur hari raya Idulfitri. Larangan tersebut dijalankan dengan cukup efektif meskipun banyak tantangan. Vaksinasi berjalan melambat karena pasokan bahan baku vaksin yang berkurang sehingga vaksin yang diberikan belum melebihi 300 ribu per hari. Secara kumulatif, penduduk Indonesia yang menerima vaksin sebanyak satu dosis sudah mencapai 17 juta sedangkan yang menerima dua dosis sudah mencapai 11 juta. Wilayah yang paling banyak melakukan vaksin adalah Bali, Jakarta dan Yogyakarta. Kedepannya kami melihat akan lebih banyak vaksin yang dapat diberikan dimana suplai vaksin sudah mulai berdatangan di akhir bulan Mei.

Selain itu vaksinasi di negara maju sudah berjalan dengan baik sehingga kemungkinan besar pasokan vaksin akan lebih besar bila negara – negara tersebut sudah menyelesaikan vaksinasinya.

Yield INDOGB 10 tahun cukup tenang selama bulan Mei mengikuti yield US treasury yang stabil. Kenaikan inflasi Amerika Serikat membuat yield US Treasury 10 tahun sempat bereaksi sebentar namun kembali stabil di kisaran 1.6%. Kami berpikir, investor global obligasi sedang mengamati apa yang akan diumumkan oleh the Fed sebelum menentukan langkah berikutnya. Sementara itu, investor di INDOGB diuntungkan dengan kondisi yield obligasi yang stabil dan target lelang obligasi yang diperkirakan berkurang dari pemerintah.

Dengan berkurangnya lelang, investor perlu untuk mencari pengganti obligasi yang telah jatuh tempo di pasar sekunder sehingga membuat yield menjadi turun. Kami melihat kondisi ini dapat berlanjut sehingga yield obligasi dapat turun lebih lanjut.

Setelah stabil pada bulan April, IHSG mengalami koreksi di pertengahan Mei dan pulih di akhir bulan. Koreksi tersebut dipengaruhi oleh indeks saham di Amerika Serikat yang turun setelah pengumuman inflasi US. Selain itu, koreksi pada IHSG adalah bentuk antisipasi dari jumlah kasus covid yang diperkirakan akan bertambah banyak setelah liburan panjang sehingga investor tidak ingin mengambil resiko dengan melepas kepemilikan saham. Angka kasus covid memang ada kenaikan di bulan Mei, namun tidak mengkhawatirkan dan masih terkontrol sehingga IHSG dapat kembali naik.

Topic of discussion

  • Inflasi menguat ke 1,68%
  • Nilai ekspor-impor yang baik bulan Mei tahun ini berbanding bulan terburuk tahun lalu menunjukan pemulihan ekonomi saat ini adalah benar-benar terjadi
  • Pertumbuhan M2 kembali menguat dan pertumbuhan kredit mengindikasikan adanya perubahan
  • Kebijakan moneter yang masih akomodatif
  • Penjualan kendaraan menurun karena faktor hari raya Idulfitri
  • Kesimpulan dan rekomendasi

Rekomendasi Produk

Saham

Pendapatan Tetap

Untuk membaca hal-hal yang terjadi di bulan Mei 2021 yang mempengaruhi ekonomi secara makro selengkapnya disini:

Baca Selengkapnya

Info lebih lanjut

Hubungi Mandiri Investasi - (021) 526 3505
Mandiri Investasi - www.mandiri-investasi.co.id
Moinves - www.moinves.co.id


DISCLAIMER

Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.