Perkembangan Kondisi Ekonomi

Pada kuartal ketiga 2023 perekonomian Indonesia berada pada posisi yang stabil meskipun dalam bayang – bayang menguatnya nilai tukar Dollar AS. Fokus pada kuartal ketiga tahun ini adalah pada perkembangan ekonomi di Amerika Serikat yang ternyata berjalan lebih baik daripada yang diprediksi sebelumnya bahwa akan terjadi resesi dalam. Data – data ekonomi di AS menunjukan bahwa negara tersebut diperkirakan hanya akan mengalami pelemahan ekonomi ringan. Hal tersebut menimbulkan kekhawatiran akan inflasi yang masih akan tinggi sehingga membuat suku bunga acuan Bank Sentral AS, Fed Fund Rate (FFR), akan berada level yang tinggi untuk waktu lama. Indonesia diuntungkan dengan neraca dagang surplus dan inflasi yang terus menurun serta dana anggaran pemerintah yang cukup besar untuk menjadi bantalan dalam mengatasi gejolak ekonomi dunia.

Ekonomi Global Bertumbuh Lebih Baik

Pertumbuhan ekonomi global terutama negara Amerika Serikat mengalami penguatan seperti yang terlihat pada laporan IMF di bulan Juli dan Oktober 2023. Ekonomi dunia Pertumbuhan ekonomi dunia di 2023 diproyeksi menjadi 3,0% yoy, naik 0,2% dari proyeksi sebelumnya, dan 2024 berada pada 2,9% yoy. Perubahan tersebut terdorong oleh pertumbuhan ekonomi AS yang naik menjadi 2,1% di 2023 dari perkiraan sebelumnya 1,6% serta tidak mengindikasikan adanya resesi. Begitu pula dengan ekonomi Jepang dan UK di 2023 yang terus membaik yang terlihat dari revisi pertumbuhan PDB (Jepang: 1,3% menjadi 2% dan UK: -0,3% menjadi 0,5%). Sementara ekonomi Uni Eropa di 2023 masih belum stabil di kisaran 0,7% - 0,9%. Pertumbuhan ekonomi di negara berkembang di 2023 seperti China bergeser tipis dari 5,2% menjadi 5,0%, sementara India justru berubah naik menjadi 6,3% dari 5,9%. Pertumbuhan ekonomi 2023 di negara – negara ASEAN mengalami penurunan proyeksi (Thailand: 3,4% menjadi 2,7%, Malaysia: 4,5% menjadi 4%, dan Filipina: 6% menjadi 5,3% dan hanya Indonesia yang mampu bertahan sama di 5%. Laporan IMF tersebut menunjukan bahwa ekonomi dunia terus membaik dengan tingkat inflasi yang terus menurun.

The Fed terus memberikan sinyal ke pasar modal bahwa kebijakan moneter tetap konsisten pada tujuannya untuk menjaga kestabilan ekonomi terutama menormalisasikan inflasi dan pasar tenaga kerja.Dengan pertumbuhan ekonomi yang masih baik, tentu lowongan kerja terbuka lebar sehingga masyarakat masih memiliki daya beli yang kuat. Dengan demikian inflasi akan sulit kembali ke level yang diharapkan oleh The Fed. Selain itu, pada kuartal ketiga 2023 terjadi kenaikan harga energi yang disebabkan oleh turunnya pasokan minyak mentah global dari negara produsen. Kenaikan harga energi menjadi tekanan tambahan kepada kebijakan moneter karena kekhawatiran akan inflasi yang kembali naik. The Fed selalu mengingatkan kepada investor global akan kebijakan moneter “higher for longer” dalam mengatasi masalah saat ini. Dalam posisi ekonomi yang kuat dan suku bunga acuan yag tinggi, nilai tukar Dollar AS terhadap mata uang dunia terus menguat terlihat DXY indeks yang terus meningkat. Pandangan akan soft landing (resesi yang ringan) di AS semakin mengemuka, bahkan kondisi goldilocks (kondisi ekonomi yang normal dengan inflasi yang terkendali rendah dan labour market yang sehat) mulai terdengar dapat terjadi di 2024. Hal tersebut dapat dipahami karena investor perlu memiliki mesin pertumbuhan dari negara besar seperti AS. Banyak investor global kecewa dengan ekonomi China yang dianggap terlalu lambat untuk berubah karena pemerintah China sedang menyeimbangkan kemakmuran ekonomi agar tidak terjadi perbedaan yang terlalu drastis antara yang kelompok masyarakat kalangan atas dan bawah. Sehingga sampai saat ini tidak terlihat stimulus ekonomi yang besar dari pemerintah China dalam mendorong ekonomi yang sedang terpuruk saat ini.

Tantangan Dalam Menjaga Kestabilan

Indonesia berada pada posisi yang cukup baik karena mampu menekan inflasi dan mempertahankan surplus perdagangan. Meskipun demikian daya beli masyarakat mulai terindikasi melemah yang kurang lebih penyebabnya adalah naiknya harga makanan terutama harga beras. Kami menyakini pemerintah telah merespon cepat agar inflasi harga makanan tidak menjalar ke kelompok lain. Kami juga melihat bahwa dana pemerintah yang begitu besar mampu menjadi bantalan untuk bantuan ekonomi seperti yang terjadi pada komoditas beras pada saat ini.

Pada bulan Agustus pemerintah mendorong para eksportir untuk menempatkan Dana Hasil Ekspor (DHE) di rekening bank domestik agar dapat ikut menjaga cadangan devisa negara. Pada awalnya kebijakan tersebut terlihat sulit, namun setelah berjalan sebulan nilai nominal mulai terlihat meningkat. Selain itu, Bank Indonesia di meluncurkan SRBI (Sekuritas Rupiah Bank Indonesia) untuk menarik aliran masuk modal asing dan optimalisasi aset SBN yang dimiliki Bank Indonesia sebagai underlying. Berkat dua kebijakan tersebut, nilai tukar Rupiah bergerak stabil.

Pemerintah menetapkan rancangan APBN 2024 yang menekankan pada belanja konsumsi. Anggaran tersebut dirancang untuk mencapai pertumbuhan PDB sebesar 5,2% dengan inflasi sekitar 2,8%. Defisit anggaran tahun 2024 ditetapkan sebesar 2,3% terhadap PDB sama dengan revisi defisit tahun ini sebesar 2,3%. Belanja pemerintah diproyeksikan naik 5,8% yoy menjadi Rp 3,304 triliun dan pendapatan diperkirakan tumbuh 5,5% yoy menjadi Rp2,781 triliun. APBN 2024 dirumuskan dengan bayang – bayang perlambatan ekonomi global sehingga Indonesia memiliki bantalan dalam menghadapi gejolak ekonomi yang terjadi.

Untuk mengetahui perkembangan kondisi pasar modal di kuartal ketiga 2023 dari segi pasar saham dan pasar obligasi secara lengkap dan juga untuk mempersiapkan rencana investasi di kuartal keempat 2023, investor dapat membaca disini:

Baca Selengkapnya

Info Lebih Lanjut

Hubungi Mandiri Investasi - (021) 526 3505
Whatsapp Mandiri Investasi - 0816 86 0003
Email Mandiri Investasi - cs@mandiri-investasi.co.id
Mandiri Investasi - www.mandiri-investasi.co.id
Moinves - www.moinves.co.id


DISCLAIMER

Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.