Highlight Β 

IHSG dan LQ45 mendapat tekanan dalam seminggu namun dapat kembali rebound sehingga hanya bergeser beberapa poin. IHSG hanya bergeser turun 8 poin menjadi 6,693 dan LQ45 bergeser naik 3 poin. Untuk bond banyak investor yang masih wait and see keadaan sehingga yield dari INDOGB 10 tahun masih di teritori 6,4% meski ada sedikit penurunan.

Inflasi China Desember turun menjadi 1,5% yoy dari 2,3% yoy di November. Sementara inflasi di US naik menjadi 7% yoy pada Desember, dari 6,8% yoy di November. Retail sales US di Desember turun 1,9% mom, penurunan secara bulanan pertama kali setelah tumbuh 4 bulan berturut – turut karena kasus positif Covid varian omicron yang tinggi. GDP Jerman bertumbuh 2,7% yoy 2021, berbalik dari kontraksi 4,6% yoy di 2020.

Indonesia mencatat penjualan mobil yang tumbuh 68,1% yoy dan motor 67,4% yoy di Desember. Indeks Keyakinan Konsumen masih solid di 118,3 pada Desember, hampir sama seperti IKK November 118,5.

Picture of the week

Tekanan terhadap rantai pasokan (supply chain pressures) masih berada jauh di atas posisi sebelum pandemi, namun banyak tanda yang menunjukan bahwa hubungan perdagangan global akan mulai kembali normal pada tahun ini. Pengukuran yang dilakukan oleh Federal Reserve Bank of New York memperlihatkan bahwa tekanan terhadap supply chain global telah mencapai puncaknya di bulan Oktober 2021 (Pic 1). Indeks tersebut memakai 27 variable (termasuk di dalamnya adalah tariff dan biaya pengiriman) yang mulai menunjukan penurunan di bulan November dan Desember 2021. Beberapa analis juga meyakini bahwa penurunan biaya – biaya masih akan terus berlanjut, meskipun masih ada Omicron yang menjadi permasalahan saat ini. Tekanan terhadap supply chain yang berkontribusi banyak terhadap inflasi tinggi di US. Inflasi bulan Desember mencapai 7%, tertinggi dalam 40 tahun terakhir. Perbaikan terjadi di banyak lini perekonomian seperti banyaknya sumper tenaga kerja dan meningkatnya kinerja para supplier, meskipun inventori masih tetap rendah dan tumpukan pesanan masih tinggi. Para investor masih memperhatikan perkembangan di China sebagai salah satu resiko utama untuk supply chain pada tahun ini. Gelombang Covid-19 varian baru yang disertai β€œzero-Covid” policy di China dapat kembali mengganggu masalah supply chain dunia. Kami melihat indikator dari menurunnya permasalah supply chain akan membuat para pembuat kebijakan untuk mempertimbangkan cara yang terbaik agar pertumbuhan ekonomi yang baru mulai untuk banyak negara tidak terhambat oleh perubahan kebijakan yang dapat mematikan ekonomi seketika. Investor dapat mulai mengambil posisi atas indikator tekanan supply chain yang mulai melunak di RD Saham seperti RD MGSED dan RD MITRA.

Important Date

  • Monday, 17 JAN ID: Export, import & trade balance Dec21
  • Thursday, 20 JAN ID: Β BI 7D RRR 2022

Produk 6M Performance YTD Performance
JCI +11,9% +1,7%
LQ45 +15,1% +2,3%
Saham
MITRA +7,3% +2,0%
ASEAN5 +4,3% +0,9%
MGSED -9,7% -7,2%
Pendapatan Tetap
MIDU +1,90% -0,22%
MINION -2,67% -1,91%
MIDO2 +2,16% -0,25%
IDAMAN -1,67% -0,98%

DISCLAIMER

Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.