Highlight

Index US Dow Jones menembus rekor baru ke level 34.200. Kenaikan tersebut membuat IHSG bertahan di level 6.086, tidak jauh berbeda dengan minggu sebelumnya 6.070. Begitu pula halnya dengan yield INDOGB 10 tahun yang juga naik tipis ke 6,51% dari 6,45% seminggu sebelumnya. Kestabilan yield INDOGB tidak terlepas dari membaiknya UST yield yang kembali turun ke 1,57% dari 1,66% seminggu sebelumnya dan berarti sudah turun pada kisaran 20bps dari puncak.

Data utama pada minggu lalu adalah inflasi US yang menunjukan kenaikan tajam ke level 2,6% di Maret dari 1,7% di Februari dan melewati angka konsensus 2,5%. Namun, angka tersebut sepertinya tidak memberikan kejutan dan investor akhirnya lanjut membeli risky asset seperti saham. Selain itu, data positif datang dari GDP 1Q21 China yang mencapai 18,3%, sedikit meleset dari angka konsensus di 19%.

Data baik datang dari dalam negeri dengan kenaikan pertumbuhan ekspor yang naik 30,5% (kons. 11,7%) dan impor 25,7% (kons. 6%) pada bulan Maret. Neraca perdagangan Maret tetap surplus meskipun terus menurun ke USD 1,58 milyar (kons. USD 1,64 milyar).

Picture of the week

The Pandemic's economic legacy
Sumber: IMF, World Bank

Cukup menarik melihat laporan IMF terakhir pada awal April 2021 yang sangat berbeda dengan laporan pada bulan Oktober 2020 dimana kala itu IMF memperkirakan bahwa pandemi ini akan membutuhkan waktu pemulihan ekonomi yang cukup lama dan tidak ada kepastian. Saat ini IMF mengatakan bahwa negara DM akan lebih cepat mengalami pemulihan ekonomi dibandingkan dengan negara EM dan percaya bahwa ekonomi US akan lebih kuat dari sebelum pandemi pada tahun 2024. Perubahan transformasi positif dalam outlook ekonomi dalam waktu enam bulan sangat jarang sekali terjadi.

Hal utama yang disoroti adalah kemampuan negara DM dalam menerapkan lockdowns yang ketat dan kemampuan dalam mendukung pendapatan masyarakat meskipun tidak dapat melanjutkan pekerjaan. Lonjakan utang pemerintah negar maju naik cukup banyak. Selain itu, negara maju mampu menyediakan vaksin untuk kebutuhan dalam dalam negeri. Sementara negara EM menghadapi defisit yang semakin tinggi meskipun level utang sudah cukup stabil. Selain itu, apabila negara DM sudah mulai menaikan suku bunga acuan, maka akan menambah tekanan kepada negara EM kedepannya.

Important date

  • 20 Apr - Bank Indonesia 7D RRR April
  • 21 Apr - Inflasi Maret UK
  • 22 Apr - Suku bunga acuan April ECB

Produk 6M Performance YTD Performance
JCI +19,3% +1,8%
Saham
MITRA +16,1% -2,5%
ASEAN5 +10,0% -3,5%
MGSED +12,0% +4,7%
Pendapatan Tetap
MIDU +2,69% -0,26%
MINION -0,66% +0,38%
MIDO2 +2,45% -3,55%
IDAMAN -0,57% -1,09%

DISCLAIMER

Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.