IHSG terkoreksi -2,3% selama sepekan dimana hal tersebut dikarenakan oleh kekhawatiran pasar global terhadap penyebaran pandemi Covid-19 yang dapat menyebabkan lockdown skala besar kedua seperti pada kuartal kedua.

Hal tesebut membuat DXY kembali naik menjadi 94,5 dari sebelumnya 92,6 dan US bond yield rally 0,65% dari sebelumnya 0,69%. Harga minyak juga terkoreksi dalam sebanyak 4% dari US$ 42/barrel. Sementara itu, Jobless Claim di US 870 ribu, meleset dari perkiraan 840 ribu. Hal tersebut menunjukkan pemulihan ekonomi di US masih menghadapi kendala.

Picture of the week

Sumber: covid19.gov.id

Jakarta dinyatakan mengalami pelandaian kasus positif Covid seiring dengan berkurangnya mobilitas warga saat pengetataan PSBB. Pada 12 hari pertama bulan September, pertambahan kasus aktif sebanyak 49% (3.864 kasus). Pada periode PSBB, yakni 12 hari berikutnya, penambahan jumlah kasus aktif masih terjadi, namun berkurang menjadi 12% (1.453 kasus).

Important Date

  • 1 Oktober - Data PMI Manufaktur, inflasi, keyakinan bisnis Indonesia September
  • 1 Oktober - Data PMI Manufaktur US dan China September

Update YTD Return

Jakarta Composite Index: JCI -21,5%

Mandiri Investa Atraktif: MITRA -25,2%
Mandiri Investa Asean 5: ASEAN5 -18,1%
Mandiri Global Sharia Equity Dollar: MGSED +19,0%

Mandiri Investa Dana Utama: MIDU +4.7%
Mandiri Investa Obligasi Nasional: MINION +11,2%
Mandiri Investa Dana Obligasi Seri II: MIDO2 +4,9%
Investa Dana Dollar Mandiri: IDAMAN +3,7%


DISCLAIMER

Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermind dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.