Highlight  ‌

IHSG terkoreksi 1,9% dalam sepekan menjadi 7040, namun secara kuartalan IHSG tumbuh 1,9% qoq pada penutupan 30 Sep22. Itu menunjukan selama kuartal ketiga ekonomi Indonesia dinilai cukup baik dimana secara statisik IHSG minim sentimen positif setiap kuartal ketiga. Indeks LQ45 turun 1.4% dalam seminggu dan menutup kuartal ketiga dengan kenaikan 2% qoq.

Yield dari INDOGB 10 tahun naik 11 bps dalam seminggu menjadi 7,38%. Kenaikan yield dalam minggu terakhir tidak jauh berbeda dengan kenaikan yield selama kuartal ketiga yang hanya tercatat naik 13 bps. Hal tersebut jauh berbeda dengan yield US 10-yrs Treasury yang telah naik 86 bps selama kuartal ketiga menjadi 3,83%. Selain itu suku bunga acuan AS yaitu Fed Fund Rate telah naik 150 bps selama kuartal ketiga. BI juga telah menaikan 7D RRR sebanyak 75 bps pada kuartal ketiga 2022 ini. Maka dari itu, rekomendasi kami selama ini terhadap RD berdurasi pendek yaitu RD MIDU adalah tepat dimana investor tetap dapat menerima dividen setiap bulannya dan pergerakan NAB masih dinamis.

RBI India menaikan suku bunga acuan 50 bps menjadi 5,9% pada bulan September. Tingkat pengangguran Eropa pada bulan Agustus berada pada level 6,6% yang berarti sama seperti bulan sebelumnya 6,6%. Caixin PMI Manufacture September turun menjadi 48,1 dari 49,5 di bulan Agustus. Personal Consumption Expenditure di AS tumbuh 6,2% yoy di bulan Agustus, namun lebih rendah dari bulan sebelumnya di 6,4% yoy.

Picture of the week‌

Pendapatan negara sampai pada bulan Agustus 2022 tercatat Rp1,764 triliun atau 95,6% dari total target pendapatan Rp 1,846 triliun (Pic 1). Sementara pengeluaran pemerintah per Agustus 2022 baru mencapai Rp 1,657 triliun atau 61% dari target Rp 2,714 triliun. Kombinasi antara penerimaan yang kuat dan pengeluaran yang mederat membuat anggaran fiskal masih surplus 0.6% dari GDP sampai Agustus (Pic 2). Namun kedepannya anggaran fiskal surplus akan menjadi defisit pada sisa 4 bulan terakhir karena pemerintah mulai akan melakukan pembayaran dan pengeluaran subsidi. Namun, sepertinya desifit anggaran akan berada di bawah target pemerintah di -4,85% terhadap GDP. Kami masih optimis bahwa kelas asset obligasi masih cukup menarik karena target penerimaan pemerintah sudah hampir mencukupi sehingga tidak butuh menawarkan yield yang terlalu tinggi. Kami menyarankan investor untuk masuk pada produk obligasi berdurasi pendek seperti RD Mandiri Investa Dana Utama (RD MIDU).

Important Date

  • Mon, 03 OCT22 ID: Inflation & PMI Manufacturing Sep22
  • Mon, 03 OCT22 US: ISM PMI Manufacturing Sep22
  • Tue, 04 OCT22 AU: interest rate decision
  • Fri, 07 OCT22 ID: Forex reserve
  • Fri, 07 OCT22 US: Unemployment and Non-farm Payroll Sep22

Produk 6M Performance YTD Performance
JCI -0,2% +7,0%
LQ45 -1,2% +8,6%
Saham
MITRA +0,6% +6,5%
MICB +1,3% +8,9%
ASEAN5 -1,7% +2,0%
MGSED -25,9% -37,9%
Pendapatan Tetap
MIDU -0,20% -0,41%
MINION -8,60% -13,28%
MIDO2 -0,99% -1,91%
IDAMAN -5,84% -9,30%

Info Lebih Lanjut

Hubungi Mandiri Investasi - (021) 526 3505 ‌
‌Whatsapp Mandiri Investasi - 0816 86 0003‌
‌Email Mandiri Investasi - [email protected]‌
‌Mandiri Investasi - www.mandiri-investasi.co.id‌
‌Moinves - www.moinves.co.id‌


DISCLAIMER‌
‌‌
‌Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.