Highlight  

IHSG mengakhiri minggu terakhir pada 2021 dengan kenaikan tipis 19 bps (0,2%) dalam seminggu menjadi 6.581, begitu pula dengan LQ45 yang hanya bergeser 1 bps (0,1%) menjadi 931. Yield pada benchmark INDOGB 10 tahun juga tidak bergeser yang ditutup dalam 6,37%.

Pada libur panjang di akhir tahun terjadi lonjakan kasus harian Covid-19 terutama diakibatkan varian omicron. Pada tanggal 31 Desember 2021, US mencatat sebanyak 497 ribu kasus positif harian Covid-19. Kemudian disusul oleh Perancis dan Inggris yang mencapai 232 ribu dan 190 ribu kasus harian. Indonesia sendiri relatif terkontrol dengan tidak ada lonjakan signifikan pada kasus harian (< 200 kasus per hari) karena pengetatan persyaratan bagi orang yang masuk ke Indonesia setelah berpergian keluar negeri atau yang mengunjungi Indonesia. Pemerintah menerapkan karantina antara 10-14 hari bagi WNI maupun WNA yang masuk ke Indonesia yang baru saja melakukan perjalanan dari negara yang ditentukan oleh pemerintah. Kami menilai kebijakan tersebut dalam upaya proaktif pemerintah menahan arus lonjakan Covid-19 agar tidak kembali terjadi di tanah air. Hal tersebut memberikan optimisme di pasar modal terutama kelas aset saham untuk memulai tahun 2022 dengan harapan yang lebih baik.

Picture of the week

Saham – saham global mencatatkan kenaikan pertumbuhan double-digit pada tahun 2021. FTSE All-World share index naik 16,7% dalam USD selama 2021, lebih tinggi dari 14,1% pada tahun 2020. Kebijakan yang supportive dari berbagai bank sentral dan paket stimulus ekonomi pemerintah di seluruh dunia membantu pemulihan ekonomi yang diterpa pandemi Covid-19. Kondisi pemulihan yang mendukung membantu pendapatan perusahaan untuk tumbuh setelah mengalami kerugian di tahun 2020. Kebanyakan perusahaan – perusahaan sudah mampu meneruskan kenaikan harga bahan baku ke pembeli karena permintaan (demand) yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasakon (supply akibat dari reopening perekonomian dunia. Kenaikan saham – saham global terutama terjadi pada saham – saham blue-chip di US, Eropa dan Jepang. Namum terdapat pula saham – saham yang turun seperti terjadi di Hongkong dan China akibat perubahan kebijakan pemerintah setempat. Memasuki 2022 banyak tantangan seperti Covid-19 varian Omicron yang masih meluas penyebarannya dan perubahan berbagai kebijakan perekonomian. Namun dalam posisi ini kami percaya kelas aset saham akan berkinerja baik, terutama perpaduan diversifikasi saham luar dan domestik akan memberikan benefit yang besar kepada investor. Kami merekomendasikan investor untuk mempertimbangkan RD MGSED untuk saham global dan RD MITRA untuk saham domestik untuk memulai tahun 2022 dengan optimisme.

Important Date

  • 03 JAN ID : Inflation Dec21, Markit PMI Manufacturing Dec21
  • 03 JAN US: ISM PMI Manufacturing Dec21
  • 07 JAN EU: Inflation Dec21
  • 07 JAN US: Non-farm Payroll Dec21, Unemployment Rate Dec21

Produk 6M Performance YTD Performance
JCI +10,0% +10,1%
LQ45 +10,2% -0,4%
Saham
MITRA +3,9% -5,3%
ASEAN5 +2,4% -6,4%
MGSED -1,7% +4,5%
Pendapatan Tetap
MIDU +2,72% +3,83%
MINION -0,33% +0,10%
MIDO2 +3,37% +0,63%
IDAMAN -0,69% -1,36%

DISCLAIMER

Pendapat yang diungkapkan dalam artikel adalah untuk tujuan informasi umum saja dan tidak dimaksudkan untuk memberikan saran atau rekomendasi khusus untuk individu atau produk keamanan atau investasi tertentu. Ini hanya dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang industri keuangan. Pandangan yang tercermin dalam konten dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Seluruh data kinerja dan return investasi yang tertera di artikel ini tidak dapat digunakan sebagai dasar jaminan perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.